3 SUDUT PIRAMIDA PENDIDIKAN DASAR DI ERA MERDEKA BELAJAR

3 SUDUT PIRAMIDA PENDIDIKAN DASAR DI ERA MERDEKA BELAJAR

  • ARTIKEL
Oleh: Ustadzah Yuli Utami, S.Pd, Guru Kelas VI SDIT Darul Fikri Arga Makmur Pendidikan Indonesia di awal tahun 2020 mula memasuki situasi baru akibat dampak pandemi covid-19 yang telah mengganggu aktivitas proses belajar dan pembelajaran bagi peserta didik. Kondisi ini berlaku mulai dari satuan pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tinggi, bahkan bagi pendidikan pra sekolah juga terkena dampak pandemi covid-19. Situasi tersebut menghasilkan berbagai kebijakan dalam upaya menghadapi dampak pandemi covid-19 yang semakin parah. Berbagai Negara telah mengambil kebijakan untuk menutup total proses belajar mengajar di sekolah. Penutupan sekolah memberikan tantangan dan peluang bagi pendidik dalam menyelenggarakan pendidikan bagi peserta didik terutama untuk satuan pendidikan dasar. Hal itu dikarenakan peserta didik pada tingkatan sekolah dasar berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Berbagai upaya ditempuh agar peserta didik tetap mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan professional, sejalan dengan hal tersebut berbagai kendala juga di alami oleh pendidik demi meningkatkan layanan dan profesionalitas pembelajaran. Peluang yang muncul yakni berpotensi mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang keatif dan inovatif, sedangkan tantangan yang hadir yakni belum siapnya pendidik dalam mengikuti arus teknologi, kendala signal, terbatasnya alat komunikasi peserta didik dan secara tidak langsung menurunnya tingkat ekonomi keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam efektifnya proses pembelajaran peserta didik. Pandemi covid-19 menghasilkan problematika dalam tingkat pendidikan dasar. Salah satu kebijakan dalam proses pembelajaran yang harus di tempuh saat ini adalah melakukan pembelajaran melalui metode daring (dalam jaringan) dengan menggunakan perangkat teknologi informasi berbasis online. Namun usaha ini juga masih menimbulkan problematika bagi terwujudnya pendidikan berkualitas masa pandemi. Kondisi itu terjadi akibat kesulitan yang dialami oleh penyelenggaran pendidikan untuk melakukan metode daring terutama bagi kelas rendah 1,2 dan 3. Kebijakan merdeka belajar yang di tetapkan oleh Menteri Pendidikan menjadi strategis terkini yang siap diterapkan oleh pemerintah dalam menghadapi dampak pandemi covid-19 bagi peserta didik. Kebijakan merdeka belajar menawarkan budaya belajar yang mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi sesuai kebutuhan hidup, Tidak hanya itu dengan adanya kebijakan merdeka belajar bisa melahirkan rasa ingin tahu yang kuat pada diri peserta didik. Kebijakan ini akhirnya diterjemahkan dalam bentuk pola pembelajaran berbasis online atau dikenal dengan istilah metode daring (dalam jaringan) oleh penyelenggaran pendidikan di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan model strategi pelaksanaan proses belajar pembelajaran bagi peserta didik. Pendekatan strategi yang inovatif diakui sebagai bentuk kelas terbaik bagi peserta didik. Namun, aktivitas belajar dan pembelajaran di era merdeka belajar tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh perangkat strategi yang inovatif, tetapi juga dengan kemampuan spiritual dan koognitif peserta didik. Pendidikan berpikir kritis menjadi salah satu tuntutan koognitif bagi peserta didik. Terlebih dengan situasi pembelajaran mandiri di era merdeka belajar semakin memperkokoh kebutuhan peserta didik akan pendidikan berpikir kritis. Selain memberikan dukungan dalam proses pembelajaran, pendidikan berpikir kritis juga membantu peserta didik untuk menggali dan melatih potensi-potensi lain dalam dirinya yang dapat di gunakan untuk mencapai aktualisasi diri dalam aspek pribadi, sosial, dan belajar. Berpikir kritis bagi peserta didik sangat penting untuk dimiliki oleh setiap tingkat satuan pendidikan dasar. Dalam Pendidikan era merdeka belajar mendorong peserta didik untuk mengelola materi belajar secara mandiri, menemukan konsep sendiri, oleh karena itu peran pendidik sangat dibutuhkan untuk membentuk kemandirian belajar dan mengevaluasi hasil penemuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Selain itu, peran orang tua sangat besar dalam mendukung terlaksananya pembelajaran dalam mengontrol aktivitas belajar peserta didik. Aktivitas pendidikan berpikir kritis tersebut tentu perlu didukung dengan kemampuan kognisi yang baik oleh setiap peserta didik serta kerjasama yang baik antara pendidik dengan orang tua. \"\" Akhirnya, pendidikan menjadi kebutuhan mendasar bagi terbentuknya suatu peradaban. Era merdeka belajar membuka peluang dan tantangan bagi pendidikan dalam melahirkan peradaban baru. Peserta didik di tiap satuan tingkat pendidikan dasar diharapkan memiliki kemampuan koognitif dan spiritual yang unggul untuk menyesuaikan diri dengan perubahan peradaban. Pendidikan berpikir kritis akhirnya menjadi sebuah alternatif bagi pemerintah dan penyelenggara layanan pendidikan untuk memfasilitasi perkembangan kemampuan berpikir kritis bagi peserta didik. Selain mempersiapkan peserta didik, urgensi pendidikan berpikir kritis dimaksudkan agar peserta didik dapat menggali lebih banyak potensi dalam diri pribadinya sebagai modal dalam menghadapi perkembangan peradaban pada situasi berbeda di masa mendatang. Komunikasi dan kerjasama antara 3 sudut piramida pendidikan (Pendidik, Peserta didik, dan Orang Tua) juga menjadi penunjang berhasilnya proses pembelajaran di era merdeka belajar.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: